Rakordal TW II Tahun 2020 “Peningkatan Kinerja dalam Rangka Menyambut Adaptasi Kebiasaan Baru”
Penulis: Anita Arum Sukma, S.Sos.
Foto: Adi Tri Purnanto
Pada hari Selasa (28/07) diselenggarakan Rapat Koordinasi Pengendalian Daerah (Rakordal) Triwulan II tahun 2020 bertempat di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Dalam arahannya Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengingatkan Bupati/ Walikota, pimpinan OPD untuk mempercepat pelaksanaan belanja pemerintah (pada kuartal III-IV) agar ekonomi tetap tumbuh dengan menaati protokol penanganan COVID-19. Arahan tersebut sesuai dengan Arahan Presiden kepada Gubernur-Gubernur se-Indonesia, 15 Juli 2020. Dalam kesempatan ini pula, Gubernur DIY menegaskan pentingnya beradaptasi dengan kebiasaan baru di lingkungan Pemerintahan sehingga kinerja Pemerintah Daerah sebagai pelayanan masyarakat tetap dapat dijalankan sesuai kondisi dan kebutuhan di masa pandemi.
Dalam rangka menaati protokol pencegahan COVID-19, Rakordal TW II diselenggarakan secara virtual/ daring serta terdapat dihadiri undangan VIP sebanyak 20 orang –diantaranya dihadiri Gubernur, Bupati/Walikota, Pimpinan DPRD, Sekretaris Daerah, TAPD DIY, dan unsur OPD. Rakordal kali ini mengusung tema “Peningkatan Kinerja dalam Rangka Menyambut Adaptasi Kebiasaan Baru” merupakan wujud komitmen Pemda DIY sebagai result oriented government dalam keterbatasan dan tantangan menghadapi wabah.
Kepala Bappeda DIY, Budi Wibowo SH. MM. menyampaikan laporan capaian kinerja APBD Triwulan II tahun 2020. Terjadi deviasi fisik sebesar 6,18% dan deviasi keuangan sebesar 21,65%, capaian kinerja fisik maupun keuangan ini terendah dibandingkan kinerja triwulan II pada tahun-tahun sebelumnya yang diakibatkan banyaknya kegiatan yang mengalami hambatan karena adanya pandemi COVID-19
Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka KGPAA Paku Alam X selaku Ketua Pelaksana Gugus Tugas Penanganan COVID-19 DIY dalam laporan tertulis yang disampaikan Kepala Bappeda DIY menyampaikan bahwa dampak Pandemi covid-19, sampai Bulan Juli 2020, menimbulkan tingkat kemiskinan semakin meningkat atau jumlah penduduk miskin di DIY semakin bertambah. Angka kemiskinan yang semakin tinggi ini, bersamaan dengan melemahnya perekonomian daerah selama enam bulan terakhir, yang menunjukkan pertumbuhan minus atau mengalami kontraksi.
Wakil Gubernur DIY dalam sambutan tertulis melaporkan bahwa sampai dengan tanggal 26 Juli 2020, jumlah kumulatif pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 543 orang, dengan rincian 347 orang telah dinyatakan sembuh, 17 orang dinyatakan meninggal dunia, dan 179 orang masih dinyatakan positif COVID-19. Mengingat kasus pandemi covid-19 belum menunjukkan penurunan yang signifikan, penambahan jumlah kasus positif COVID-19 masih cenderung meningkat, serta seiring dengan semakin masifnya tes kesehatan kepada masyarakat yang sudah memulai adaptasi kebiasaan baru. Kebijakan penanganan aspek kesehatan harus sejalan dengan pemulihan perekonomian. Hal ini untuk menyelamatkan tata kehidupan rakyat, yang mengalami ancaman pada aspek kesehatan dan ekonomi.
Wakil Gubernur DIY dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pemda DIY telah melakukan beberapa upaya untuk penanggulangan COVID-19 dari berbagai sektor, misalnya pada pelaku usaha KUMKM , Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah DIY mendorong transaksi digital melalui pemberian fasilitas bebas ongkos kirim (free-ongkir) terus berjalan. UMKM mendaftarkan produk mereka pada aplikasi sibakuljogja.jogjaprov.go.id atau playstore JOGJAKITA, serta pada sector pariwisata telah dilakukan penyesuaian protokol kesehatan baik di obyek wisata, hotel, restoran, sarana transportasi umum dan beberapa tempat umum lainnya.
Pada penghujung acara, Gubernur DIY menyerahkan rapot kinerja kepada pengguna anggaran yang memiliki peringkat tertinggi adalah “Dinas Kelautan dan Perikanan” sedangkan terendah “Dinas Kebudayaan”. Kemudian Kuasa Pengguna Anggaran yang memiliki peringkat tertinggi adalah “Pelabuhan Perikanan Pantai” sedangkan yang terendah adalah “Balai Pemuda dan Olahraga”.
Gubernur DIY menyampaikan bahwa Pandemi COVID-19 ini berdampak besar bagi kinerja OPD/PA/KPA di DIY, sehingga kinerja tidak optimal dan melambat, namun demikian pimpinan OPD tetap harus berbesar hati dan tetap bersemangat dengan capaian kinerja yang ada. Sesanti luhur Sukeng Tyas Yen Den Hita mengajarkan bahwa mendengarkan dan menerima masukan adalah cara terbaik dalam upaya memulai tatanan kehidupan baru yang lebih baik. (ed. I.K.A)